April 2021 - TARBIYAH ONLINE

Fiqh

Rabu, 28 April 2021

Download Buku Sirah 65 Sahabat Rasulullah SAW [Abdurrahman Raf'at Al Basya]

April 28, 2021

 


Download Kitab | ''Sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada masaku, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Alquran mencatat keutamaan para Sahabat Nabi Muhammad SAW. Khususnya terkait perjuangan mereka untuk agama yang dibawa Rasulullah SAW.

Alquran mengisahkan perjuangan para Sahabat Nabi SAW, yang dimulai dengan meninggalkan orang tua dan mau tak mau harus bermusuhan dengan kerabat mereka. 

Sebagian sahabat meninggalkan anak-anak mereka, kampung halaman, harta mereka dan banyak hal lain yang harus dilepaskan. Demi mencari keridhaan Allah SWT.

Meski begitu, para sahabat Nabi SAW tetap bersabar dalam menghadapi kesulitan ataupun kepahitan hidup. Apa yang mereka alami pun dicatat dalam Alquran. Kemuliaan Sahabat Nabi SAW tercantum dalam surat Al-Anfal ayat 64. Allah SWT berfirman: 

"Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu." 

Ayat tersebut menunjukkan derajat kemuliaan yang disandang  para sahabat Nabi Muhammad SAW karena mereka memberikan dukungan dan pertolongan yang penuh kepada Nabi Muhammad SAW.

Kemuliaan para sahabat kembali disampaikan Allah SWT dalam surat Al-Anfal Ayat 62. Allah SWT berfirman: 

"Dan jika mereka hendak menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindung) bagimu. Dialah yang memberikan kekuatan kepadamu dengan pertolongan-Nya dan dengan (dukungan) orang-orang mukmin."

Orang-orang mukmin yang dimaksud dalam ayat tersebut ialah para Sahabat Nabi SAW. Hal inilah yang menunjukkan bahwa Allah SWT memberikan kemuliaan bagi para Sahabat Nabi Muhammad SAW. 

Dalam ayat berikutnya, Allah SWT kembali menunjukkan betapa tingginya derajat para Sahabat. Sekalipun banyak orang yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, tetap saja tidak akan mampu menyatukan hati para sahabat. Karena yang menyatukan hati mereka adalah Allah SWT. Allah SWT berfirman: 

"Dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh, Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana." (QS Al-Anfal: 63) 

[islamweb]

Download

Read More

Download Buku 150 Kisah Khulafaur Rasyidin [Ahmad Abdul 'Al Al-Thahthawi]

April 28, 2021

 


Download Kitab |  Diantara ribuan sahabat Rasulullah ra. yang menjadi panutan bagi umat Islam. Ada 4 nama yang utama sering disebut dan dikenal sebagai Khulafaur Rasyidin. 4 orang yang menjadi Khalifah pengganti Rasulullah pasca wafat.

Rasulullah Saw pernah bersabda sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Majah yang bermakna, "Hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah Al-Khulafa Al Rasyidin setelah ku."


150 Kisah Abu Bakar Ash-shiddiq [Ahmad Abdul 'Al Al-Thahthawi]

Download

150 Kisah Umar bin Khattab [Ahmad Abdul 'Al Al-Thahthawi]

Download

150 Kisah 'Utsman bin Affan [Ahmad Abdul 'Al Al-Thahthawi]

Download

150 Kisah Ali bin Abi Thalib [Ahmad Abdul 'Al Al-Thahthawi]

Download

Read More

Download Buku 150 Kisah Ali bin Abi Thalib [Ahmad Abdul 'Al Al-Thahthawi]

April 28, 2021


Download Kitab | Dia adalah khalifah pertama dari kalangan Bani Hasyim. Ayahnya adalah Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin Abdu Manaf, dan ibunya bernama Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abdu Manaf.

Ali dilahirkan di dalam Ka'bah dan mempunyai nama kecil Haidarah. Untuk meringankan beban Abu Thalib yang mempunyai anak banyak, Rasulullah SAW merawat Ali. Selanjutnya Ali tinggal bersama Rasulullah di rumahnya dan mendapatkan pengajaran langsung dari beliau. Ia baru menginjak usia sepuluh tahun ketika Rasulullah menerima wahyu yang pertama.

Sejak kecil Ali telah menunjukkan pemikirannya yang kritis dan brilian. Kesederhanaan, kerendah-hatian, ketenangan dan kecerdasannya yang bersumber dari Al-Qur'an dan wawasan yang luas, membuatnya menempati posisi istimewa di antara para sahabat Rasulullah SAW lainnya. Kedekatan Ali dengan keluarga Rasulullah SAW kian erat, ketika ia menikahi Fathimah, anak perempuan Rasulullah yang paling bungsu.

Dari segi agama, Ali bin Abi Thalib adalah seorang ahli agama yang faqih di samping ahli sastra yang terkenal, antara lain lewat bukunya "Nahjul Balaghah".

Syahidnya Utsman bin Affan membuat kursi kekhalifahan kosong selama dua atau tiga hari. Banyak orang, khususnya para pemberontak, mendesak Ali untuk menggantikan posisi Utsman. Para sahabat Rasulullah SAW juga memintanya, akhirnya dengan sangat terpaksa Ali menerima jabatan sebagai khalifah keempat.

Mungkin karena suasana peralihan kekhalifahan kini penuh dengan kekacauan, para pemberontak yang menyebabkan syahidnya usman masih bercokol dan membuat onar. Sementara ada banyak orang yang menuntut ditegakkannya hukum bagi pembunuh Utsman. Situasi saat itu membuat Ali sulit untuk memulai penataan pemerintahan baru yang bermasa depan cerah. Usahanya membuat penyegaran dalam pemerintahan dengan memberhentikan seluruh gubernur yang pernah diangkat Utsman, malah memicu konflik dengan Muawiyah.

Di sisi lain, muncul konflik antara Ali dan beberapa orang sahabat yang dikomandani oleh Aisyah, Ummul Mukminin. Puncak konflik ini menyebabkan meletusnya Perang Jamal (Perang Unta). Dinamakan demikian karena Aisyah mengendarai unta. Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam yang berada di pihak Aisyah gugur, sedangkan Aisyah tertawan.

Pertentangan politik antara Ali dan Muawiyah mengakibatkan pecahnya Perang Shiffin pada 37 H. Pasukan Ali yang berjumlah sekitar 95.000 orang melawan 85.000 orang pasukan Muawiyah. Ketika peperangan hampir berakhir, pasukan Ali berhasil mendesak pasukan Muawiyah. Namun sebelum peperangan dimenangkan, muncul Amr bin Ash mengangkat mushaf Al-Qur'an menyatakan damai.

Terpaksa Ali memerintahkan pasukannya untuk menghentikan peperangan, dan terjadilah gencatan senjata. Akibat kebijakan Ali itu, pasukannya pecah menjadi tiga bagian. Kelompok Syiah dengan segala resiko dan pemahaman mereka tetap mendukungnya. Kelompok Murjiah yang menyatakan mengundurkan diri. Dan kelompok Khawarij yang memisahkan diri serta menyatakan tidak senang dengan tindakan Ali.

Kelompok ketiga inilah yang akhirnya memberontak, dan menyatakan ketidaksetujuan mereka terhadap Ali sebagai khalifah, Muawiyah sebagai penguasa Suriah dan Amr bin Ash sebagai penguasa Mesir. Mereka berencana membunuh ketiga pemimpin itu.

Untuk mewujudkan rencana tersebut, mereka menyuruh Abdurrahman bin Muljam untuk membunuh Ali bin Abi Thalib di Kufah; Amr bin Bakar bertugas membunuh Amr bin Ash di Mesir; dan Hujaj bin Abdullah ditugaskan membunuh Muawiyah di Damaskus.

Hujaj tidak berhasil membunuh Muawiyah lantara dijaga ketat oleh pengawal. Sedangkan Amr bin Bakar tanpa sengaja membunuh Kharijah bin Habitat yang dikiranya Amr bin Ash. Saat itu Amr bin Ash sedang sakit sehingga yang menggantikannya sebagai imam shalat adalah Kharijah. Akibat perbuatannya, Kharijah pun dibunuh pula.

Sedangkan Abdurrahman bin Muljam berhasil membunuh Ali yang saat itu tengah menuju masjid. Khalifah Ali wafat pada tanggal 19 Ramadhan 40 H dalam usia 63 tahun. Syahidnya Ali bin Abi Thalib menandai berakhirnya era Khulafaur Rasyidin.

[Republika]

 Download

Read More

Download Buku 150 Kisah 'Utsman bin Affan [Ahmad Abdul 'Al Al-Thahthawi]

April 28, 2021

 

Download Kitab | Utsman bin Affan Al-Amawi Al-Quarisi akrab di sapa Abu Abdullah, beliau berasal dari Bani Umayyah. Utsman dikenal sebagai seorang pedagang kain yang kaya raya dan dermawan. Dia terkenal dengan ahli ekonomi dengan jumlah ternak yang dimilikinya melebihi peternak-peternak yang lain.

Utsman disebutkan termasuk ke dalam golongan as-Sabiqun al-Awwalin, yaitu orang-orang yang terdahulu masuk Islam dan beriman.

Utsman selalu menggunakan kekayaannya di jalan Allah SWT untuk mendapatkan ridha Allah. Dikutip dari buku Pemuda Yang Dicintai Langit karya Dwi Rahayu, Utsman membeli sebuah sumur yang sangat jernih airnya, kemudian sumur itu dia wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. Dia juga memperluas Masjid Madinah dan menyumbangkan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda serta 1000 dihram untuk perang Tarbuk.

Lalu Utsman memberikan gandum yang diangkut oleh 1000 unta untuk membantu orang miskin di kala musim kering. Di hari Jumat, dia akan memerdekakan seorang budak.

Utsman melakukan perjalanan hijrah menuju Habsyah (Abyssinia, Ethiopia) ketika kaum kafir Quraisy melakukan penyiksaan terhadap kaum muslim. Utsman hijrah bersama teman-temannya seperti Abu Khudzaifah, Zubir bin Awwam, Abdurahman bin Auf, dan lain-lain. Dia datang sesuai perintah Rasulullah untuk hijrah ke Madinah.

Tanpa berpikir panjang, Utsman meninggalkan harta kekayaannya begitu saja. Semua usaha dagangannya serta rumahnya dia tinggalkan begitu saja untuk memenuhi panggilan Allah SWT.

Utsman bin Affan diangkat menjadi khalifah ketiga setelah Umar bin Khattab wafat. Saat itu usia beliau sekitar 70 tahun. Pada masa kepemimpinannya, disebut-sebut masa yang paling makmur dan sejahtera.

Hingga konon, rakyat menunaikan ibadah haji berkali-kali. Karena semakin ramainya umat muslim yang pergi haji, Utsman kemudian memperluas Masjid Al-Haram (Makkah) dan Masjid Nabawi (Madinah).

Dia yang mencetuskan adanya polisi keamanan untuk rakyat dan membuat tempat khusus untuk mengadili suatu perkara, karena biasanya suatu perkara akan diadili di masjid. Pada masa kepemimpinannya, dia berhasil menguasai Syria dan wilayah Afrika Utara, Mu'awiyah bin Abu Sofyan dan Amr bin Ash diangkat menjadi gubernur untuk kedua wilayah tersebut. Selain itu wilayah-wilayah lain yang berhasil dia kuasai adalah Arjna, Persia, Khurasan dan Nashabur (Iran).

Utsman membukukan lembaran-lembaran Alquran (mushaf) yang hingga sekarang dibaca oleh umat muslim seluruh dunia. Dia menjadi seorang khalifah selama 12 tahun, dan wafat saat sedang membaca Alquran di bulan haji tahun 35 Hijiriah. Saat itu usia Utsman sekitar 82 tahun. Beliau dimakamkan di wilayah Madinah.

[Merdeka]

Download

Read More

Download Buku 150 Kisah Umar bin Khattab [Ahmad Abdul 'Al Al-Thahthawi]

April 28, 2021


Download Kitab | "Aku abdi kalian, kalian harus mengawasi dan menanyakan segala tindakanku. Salah satu hal yang harus diingat, uang rakyat tidak boleh dihambur-hamburkan. Aku harus bekerja di atas prinsip kesejahteraan dan kemakmuran rakyat."

Kutipan pidato Umar bin Khattab tak lama setelah dibaiat menjadi khalifah (pemimpin umat Islam) menggantikan Abu Bakar Ash Shiddiq yang meninggal karena sakit itu, mengajarkan betapa prinsip dan nilai kemanusiaan dan keadilan harus menjadi pegangan utama seorang pemimpin. Bagi Umar, hanya dengan sikap pemimpin yang demikianlah rakyat yang mengamanatinya akan merasakan kedamaian, kesejahteraan, dan solidaritas tak berbatas.

Sepanjang sejarah Islam, Khalifah Umar merupakan sahabat Rasulullah yang paling banyak dibicarakan karena gagasan dan perannya berkaitan dengan Islam. Bertubuh tegap, hitam, dan tinggi, Umar yang dilahirkan pada 581 M ini dikenal sangat keras dan tegas dalam pendirian. Saking kerasnya itu, ia disegani dan ditakuti di kalangan masyarakatnya, suku Adi. Suku Adi termasuk dalam rumpun suku Quraisy.

Kedua orang tua Umar, Khattab bin Nufail Al Mahzumi Al Quraisyi dan Hantamah binti Hasyim, berasal dari suku Adi. Umar remaja dikenal sebagai pegulat dan sering mempertontonkan kebolehannya dalam pesta tahunan pasar Ukaz, Mekkah. Dia telah memiliki banyak kelebihan dan kejeniusan, antara lain dapat memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi, serta memiliki sikap santun dan jiwa kepemimpinan.

Berkat kelebihannya itu pula, tak jarang ia dipercaya mewakili sukunya dalam berbagai acara maupun perundingan dengan suku lain. Peran itu membuat dirinya terkenal di kalangan orang-orang Arab jahili. Rasulullah SAW sendiri mengakui dan memuji kelebihan Umar tersebut. 

Nabi SAW bahkan secara khusus mendoakan Umar, "Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan salah seorang dari Amr bin Hisyam atau Umar bin Khattab." Allah mengabulkan doa Nabi SAW dengan masuknya Umar ke dalam Islam pada 616 M.

Sebelum masuk Islam, Umar dikenal sangat keras menentang seruan Muhammad SAW. Bahkan, ia pernah mengadakan percobaan pembunuhan terhadap diri Nabi SAW. 

Ketika mendengar adiknya, Fatimah, dan suaminya masuk Islam, ia sangat murka. Namun, sikap keras itu berubah sejak dirinya masuk Islam. 



Read More

Download Buku 150 Kisah Abu Bakar Ash-shiddiq [Ahmad Abdul 'Al Al-Thahthawi]

April 28, 2021

Download Kitab | “Kami pernah memilih orang terbaik di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Kami pun memilih Abu Bakar, setelah itu Umar bin Khattab, lalu ‘Utsman bin Affan Radhiallahu’anhu”

Hadist riwayat dari Bukhori tersebut menggambarkan betapa istimewanya Abu Bakar sebagai orang terdekat Nabi Muhammad SAW. Bukan hanya menjadi orang yang paling awal masuk Islam, Abu Bakar mengerahkan jiwa dan raga ya mendampingi setiap perjalanan Rasulullah hingga akhir hayat.

Abu Bakar lahir dengan nama Abdullah bin Abu Quhafah 21 Jumadil Akhir 13 H atau 23 Agustus 634 masehi. Professor Masud-Ul-Hasan dalam buku Sidiq I Akbar Hazrat Abu Bakr menuliskan nama lengkapnya adalah 'Abdullah bin 'Utsman bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Quraisy.

Sama seperti anak Makkah lainnya, ia tumbuh di lingkungan Ka'bah dan diajarkan menyembah berhala. Suatu ketika, ia ditinggal ayahnya untuk suatu urusan pekerjaan. Abu Bakar mencoba meminta pada berhala pakaian dan makanan. Namun tentu saja berhala tersebut tak memberikannya baju maupun makanan.

Kesabaran Abu Bakar pun habis. Lalu ia mengangkat batu dan berkata pada berhala "Kalau kamu tak bisa melindungi dirimu, maka kau bukan Tuhan." Batu dipukulkan, dan berhala tersebut hancur. Sejak saat itu, Abu Bakar ogah menyembah berhala.

Ia lahir dari keluarga pedagang yang kaya. Abu Bakar pun tumbuh dan dewasa menjadi pedagang yang sukses, bahkan ia juga terpelajar. Ia sering bepergian ke berbagai daerah seperti Yaman, Suriah dan tempat lainnya.

Abu Bakar sendiri disebut telah berkawan dengan Muhammad sebelum Islam atau sejak masa jahiliyah. Ia terpaut usia dua tahun lebih muda dari Muhammad dan disebut pernah melakukan perjalanan bersama saat masih berusia 12 tahun. Lalu, Abu Bakar juga menjadi tetangga saat Muhammad menikah dengan Khadijah.

Hingga suatu ketika, Abu Bakar yang pulang dari Yaman untuk urusan bisnis mendapati kabar bahwa Muhammad telah mengaku sebagai Rasulullah. Ia pun menemui Muhammad dan mempercayai yang disampaikan oleh Sang Rasul.

Cerita soal Abu Bakar sebagai orang paling awal masuk Islam memang mengalami banyak perdebatan. Namun, Abu Bakar memang menjadi salah orang yang paling awal beriman pada Rasulullah.

Dalam kitab Hayatussahabah, dituliskan bahwa Abu Bakar masuk Islam setelah diajak oleh Muhammad. Diriwayatkan oleh Abu Hasan Al-Athrabulusi dari Aisyah. Disebutkan bahwa pada suatu hari, Abu Bakae hendak menemui Rasulullah, ketika bertemu dengan Rasulullah dan berkata:

"Wahai Abul Qosim (panggilan Muhammad), ada apa denganmu sehingga engkau tidak terlihat di majelis kaummu dan orang-orang menuduh bahwa engkau telah berkata buruk tentang nenek moyangmu dan lain lain lagi?" laluRasulullah menjawab, "Sesungguhnya aku adalah utusan Allah dan aku mengajak kamu kepada Allah."

Setelah selesai Rasulullah berbicara, Abu Bakar langsung percaya Islam. Ia bahkan merasa gembira dan menemui Utsman Bin Affan, Thalhah bin Ubaudillah, Zubairi dan Aww, dan Saad bin Abi Waqas, mengajak mereka untuk masuk Islam. Akademisi dan Ideologis AS Wendy Doniger dalam Merriam-Webster's Encyclopedia of World Religions menyebut, Abu Bakar memiliki peran yang krusial dalam menyebarkan keislaman di masa awal.

Julukan Ash Shiddiq sendiri muncul saat Abu Bakar tak ragu sedikit pun ketika Rasulullah menyebut dirinya telah bertolak ke Batul Maqdis dalam waktu semalam saat peristiwa Isra Miraj. Ia percaya penuh ucapan Rasulullah.

Semenjak masuk Islam, Abu Bakar sangat dekat dengan Rasulullah. Ia bahkan selalu membela Rasulullah tatkala disakiti oleh orang-orang Quraisy di awal masa keislamannya. Menurut Dedi Supriyadi dalam Sejarah Peradaban Islam, Abu Bakar bahkan tidak segan-segan untuk memberikan seluruh harta, dan menumpahkan segenap jiwanya untuk kepentingan Islam.

Abu Bakar juga turut serta dalam berbagai perang seperti Perang Badar pada 624 masehi atau 2 Hijriah dan Perang Uhud pada 625 masehi atau 3 Hijriah.

Peristiwa Hijrah, yakni saat Nabi Muhammad berpindah ke Yatsrib alias Madinah, Abu Bakar menjadi orang terdekat yang menemaninya. Abu Bakar patuh dalam menerima keputusan Nabi dalam Perjanjian Hudaibiyah, meski banyak sahabat Nabi kala itu tidak menyepakati perjanjian tersebut lantaran dianggap berat sebelah.

Hubungan keduanya semakin telat ketika anak Abu Bakar, Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad beberapa saat setelah Hijrah.

Abu Bakar pernah ditunjuk oleh Rasul sebagai penggantinya untuk mengimami shalat ketika Nabi Muhammad SAW sakit. Tidak lama setelah itu, Nabi Muhammad SAW wafat pada 632 Masehi.

Sebelum wafat, Nabi Muhammad SAW tidak memberikan pesan mengenai siapa yang akan menggantikannya, sehingga perdebatan pun terjadi soal siapa pengganti Rasulullah.

Usulan yang muncul sebelum jenazah Nabi Muhammad SAW dimakamkan itu menimbulkan perselisihan di antara umat Islam. Perselisihan berlanjut ketika kaum Anshar dalam sebuah pertemuan di Saqifah Bani Sa’idah menuntut diadakannya pemilihan seorang khalifah. Sementara, kaum Muhajirin memilih untuk sejenak berdiam, mengingat Islam baru saja kehilangan Nabi Muhammad SAW.

Perselisihan yang terjadi di Saqifah Bani Sa’idah membuat suasana di antara umat Islam semakin memanas. Dalam pertemuan itu sebelum kaum Muhajirin tiba, golongan Khajraz sepakat untuk mencalonkan Sa’ad bin Ubadah sebagai pengganti Rasul. Namun sebagian orang yang tidak setuju dengan usulan tersebut.

Situasi kembali reda setelah Basyir bin Sa’ad Abi An-Nu’man bin Basyir melakukan pidato untuk mengendalikan keadaan. Setelah tenang, Abu Bakar Ash-Shiddiq meminta orang-orang yang hadir untuk memilih antara Umar dan Abu Ubaidah sebagai pengganti Nabi Muhammad SAW.

Umar dan Abu Ubaidah merasa keberatan dengan ucapan Abu Bakar yang menunjuk mereka. Keduanya menilai, justru Abu Bakarlah yang lebih pantas untuk menggantikan Rasulullah SAW, mengingat ia pernah diberikan mandat sebagai pengganti Rasul dalam imam shalat.

Mandat yang diberikan kepada Abu Bakar itu oleh sebagaian besar kaum muslimin diartikan sebagai perintah yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW agar Abu Bakar dapat memimpin umat Islam setelah Rasul wafat.

Dengan demikian, maka berdirilah kekhalifahan pertama di dunia Islam pada 632 Masehi, dan, Abu Bakar Ash Shiddiq adalah khalifah pertama.

Hasil musyawarah yang menyatakan Abu Bakar sebagai khalifah kerap disebut sebut sebagai subyek kontroversial dan menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, di mana umat Islam terpecah menjadi kaum Sunni dan Syi'ah.

Di satu sisi, Syi'ah percaya bahwa seharusnya Ali Bin Abu Thalib selaku menantu nabi Muhammad seharusnya menjadi pemimpin. Namun, Sunni berpendapat bahwa Rasulullah mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin.

Terlepas dari itu, selama dua tahun menjadi Khalifah, Abu Bakar telah menorehkan sejarah besar dalam sejarah panjang peradaban Islam di dunia sebagai Khalifah pertama. Ia berperan dalam menyatukan kembali suku-suku yang berusaha melepaskan diri dari Islam pascawafatnya Rasul. Ash Shiddiq juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis yang menjadi kitab suci agama Islam, Alquran.

Read More

Selasa, 13 April 2021

Download Buku 4 Wanita Mulia Disisi Rasulullah [Aminah, Khadijah, Aisyah & Fatimah]

April 13, 2021


Download Kitab | Diantara banyak sekali perempuan yang berada disisi Rasulullah, ada 4 diantaranya yang memiliki keutamaan diatas yang lain. Hal ini bukan berarti yang lainnya harus merasa kurang. Terutama para istri Rasulullah SAW. Semuanya adalah Ummul Mukminin yang memiliki keutamaan dan kemulian. Demikian juga dengan putri-putri beliau yang lainnya.

1. KHADIJAH; Cinta Sejati Rasulullah, 

2. AMINAH: Permata Padang Pasir, 

3. AISYAH: Kekasih yang Terindah, 
4. FATIMAH : Pemimpin Wanita di Surga
Read More

Download Buku Wanita Mulia di Sisi Rasulullah [Fatimah Pemimpin Wanita di Surga]

April 13, 2021

 

Download Kitab | Dia adalah putri yang orang-orang mulia, baik dari pihak ayah atau ibunya. Ayahnya adalah Nabi terakhir, pemimpin dan suri tauladan kaum Muslimin; Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim. Ibunya, Khadijah binti Khuwailid, Ummul Mukminin yang bergelar Al-Kubra, sosok yang agung; salah seorang wanita penghulu surga.

Fatimah dilahirkan beberapa saat sebelum Muhammad SAW diutus menjadi seorang Rasul. Ia mendapat gelar Al-Batuul, yaitu yang memusatkan perhatiannya pada ibadah atau tiada bandingnya dalam hal keutamaan, ilmu, akhlak, adab, hasab dan nasab. Ia juga mendapatkan julukan Az-Zahra, yang cemerlang.

Fatimah adalah putri bungsu Rasulullah SAW—kakak-kakaknya adalah Ummu Kultsum, Ruqayyah dan Zainab—dan yang paling beliau cintai. Rasulullah pernah berkata tentang putri terkasihnya itu, "Fatimah adalah darah dagingku, apa yang menyusahkannya juga menyusahkan aku dan apa yang mengganggunya juga menggangguku." (Ibnu Abdil Bar dalam Al-Isti'aab)

Fatimah dikenal sebagai seorang wanita termulia di dunia pada masanya. Dia seorang wanita yang mempunyai pertalian darah kenabian dan keturunan seorang yang terpilih, anak perempuan manusia yang termulia, Rasulullah SAW. Dia adalah ibu dua anak yang mulia; Hasan dan Husein. 

Keluarga Fatimah-lah yang disebut Ahlul Bait oleh Rasulullah SAW. Az-Zubair bin Bukar mengatakan, keturunan Zainab telah tiada dan telah sah riwayat, bahwa Rasulullah SAW menyelimuti Fatimah dan suaminya serta kedua putranya dengan pakaian seraya berkata, "Ya Allah, mereka ini adalah ahli baitku. Maka hilangkanlah dosa dari mereka dan bersihkanlah mereka sebersih-bersihnya." (Siyar A'laamin Nubala')

Menurut Ibnu Abdil Bar, Ali bin Abi Thalib menikahinya setelah Perang Uhud. Kemudian Fatimah melahirkan Hasan dan Husein, Muhsinan, Ummi Kultsum, dan Zainab.

Ali berkata, "Aku menikahi Fatimah, sementara kami tidak mempunyai alas tidur selain kulit domba untuk kami tiduri di waktu malam dan kami letakkan di atas unta untuk mengambil air di siang hari. Kami tidak mempunyai pembantu selain unta itu."


Ketika Rasulullah SAW menikahkan Fatimah, beliau mengirimkan seekor unta, selembar kain, bantal kulit berisi ijuk, dua alat penggiling gandum, sebuah timba dan dua kendi. Fatimah menggunakan alat penggiling gandum itu hingga melecetkan tangannya dan memikul qirbah (tempat air dari kulit) berisi air hingga berbekas di dadanya. Walau merupakan putri manusia termulia, namun Fatimah tak memiliki seorang pelayan. Ia mengerjakan sendiri semua urusan rumah tangganya.

Tatkala Ali mengetahui banyak hamba sahaya telah datang kepada Nabi SAW, ia berkata kepada Fatimah, "Alangkah baiknya bila engkau pergi kepada ayahmu dan meminta pelayan darinya."

Kemudian Fatimah datang kepada Nabi SAW. Beliau bertanya, "Ada apa, wahai putriku?"

Fatimah menjawab, "Aku datang untuk memberi salam kepadamu." Ia merasa malu untuk meminta kepada ayahandanya, lalu pulang.

Keesokan harinya, Nabi SAW yang datang ke rumahnya dan bertanya, "Apakah keperluanmu?"

Fatimah diam. Ali lalu berkata, "Aku akan menceritakannya kepadamu, wahai Rasululllah. Fatimah menggiling gandum dengan alat penggiling hingga melecetkan tangannya dan mengangkut qirbah berisi air hingga berbekas di dadanya. Ketika hamba sahaya datang kepadamu, aku menyuruhnya agar menemui dan meminta pelayan darimu, yang bisa membantunya guna meringankan bebannya."

Kemudian Nabi SAW bersabda, "Demi Allah, aku tidak akan memberikan pelayan kepada kamu berdua, sementara aku biarkan perut penghuni Shuffah merasa kelaparan. Aku tidak punya uang untuk nafkah mereka, tetapi aku jual hamba sahaya itu dan uangnya aku gunakan untuk nafkah mereka."

Nabi SAW amat menyayangi dan memuliakannya. Keutamaan dan kebaikannya amat banyak, dia adalah seorang yang sabar, taat menjalankan agama, baik, bersikap qana’ah, dan selalu bersyukur kepada Allah.

Pernah suatu ketika Rasulullah SAW marah kepada Ali dan membela Fatimah ketika ada seseorang yang menyampaikan pada beliau bahwa Ali hendak meminang anak perempuan Abu Jahal.

Kemudian Rasul berkata: Demi Allah, jangan kau kumpulkan anak perempuan Nabi Allah dengan anak perempuan musuh Allah, karena Fatimah merupakan bagian dariku. Aku akan merasa ragu apa yang dirasakannya ragu, dan aku akan merasa tersakiti bila dia merasa sakit.

Ali pun meninggalkan niatnya untuk meminang putri Abu Lahab untuk menjaga perasaan Fatimah. Dia tidak jadi menikahinya. Baru setelah Fatimah meninggal dunia, Ali menikah lagi.

Fatimah juga termasuk seorang mujahidah yang turut berjihad di medan perang, termasuk di Uhud. Ketika wanita-wanita sahabah keluar untuk memberikan pertolongan kepada kaum Muslimin, Fatimah pun turut serta. Ketika bertemu Nabi SAW yang terluka, ia memeluk dan mencuci luka-luka ayahnya dengan air, sehingga darah semakin banyak yang keluar. Tatkala melihat hal itu, Fatimah kemudian mengambil sepotong tikar, lalu membakar dan membubuhkannya pada luka Rasulullah sehingga melekat dan darahnya berhenti keluar. (HR Tirmidzi)

Selain itu, Fatimah juga membantu kaum Muslimin yang lain, di antara tikaman tombak dan sabetan pedang, serta hujan anak panah yang menimpa kaum Muslimin. Ia memberikan pengobatan, menyediakan air minum bagi para prajurit, dan mempersiapkan urusan logistik pasukan Muslimin.

Ummul Mukminin Aisyah mengatakan, suatu saat istri-istri Nabi SAW berkumpul di tempat beliau. Lalu datang Fatimah sambil berjalan, sedang jalannya mirip dengan jalan ayahandanya. Ketika Nabi SAW melihatnya, beliau menyambut Fatimah seraya berkata, "Selamat datang, putriku."

Kemudian beliau mendudukkan Fatimah di sebelahnya, lalu dia berbisik-bisik. Tiba-tiba Fatimah menangis dengan suara keras. Melihat kesedihannya, Nabi SAW berbisik kepadanya untuk kedua kalinya, maka Fatimah tersenyum.

Setelah Rasulullah pergi, Aisyah berkata kepada Fatimah, "Rasulullah SAW telah berbisik kepadamu secara khusus di antara istri-istrinya, kemudian engkau menangis. Apa yang dikatakan Rasulullah SAW kepadamu?"

Fatimah menjawab, "Aku tidak akan menyiarkan rahasia Rasulullah SAW."

Ketika Rasulullah SAW telah wafat, Aisyah kembali bertemu Fatimah dan berkata, "Aku mohon kepadamu, demi hakku yang ada padamu, ceritakanlah kepadaku apa  yang dikatakan Rasulullah SAW kepadamu waktu itu?"

Fatimah pun menjawab, "Adapun sekarang, maka baiklah. Ketika berbisik pertama kali kepadaku, beliau mengabarkan kepadaku bahwa Jibril biasanya memeriksa bacaan Al-Qur'an Rasulullah sekali dalam setahun, dan sekarang dia memerika bacaannya dua kali. 'Maka kulihat ajalku sudah dekat. Takutlah kepada Allah dan sabarlah. Aku adalah sebaik-baik orang yang mendahuluimu,' kata Rasulullah. Maka aku pun menangis sebagaimana yang engkau lihat itu. Ketika melihat kesedihanku, beliau berbisik lagi kepadaku, 'Wahai Fatimah, tidakkah engkau senang menjadi pemimpin wanita-wanita Mukmin atau umat ini? Maka aku pun tertawa seperti yang engkau lihat."

Ketika menjelang wafatnya Rasulullah dan sakitnya bertambah berat, Fatimah berkata, "Alangkah beratnya, wahai Ayah."

Nabi SAW menjawab, "Tiada kesusahan atas Ayahanda sesudah hari ini."

Pada saat Nabi wafat, Fatimah merasa amat sedih dan menangis sambil berkata, "Wahai ayahku, kepada Jibril kami sampaikan berita duka ini. Wahai ayahku, semoga Allah mengabulkan semua permintaan. Wahai ayahku, hanya surga Firdaus tempat yang layak."

Setelah wafatnya sang ayah, Fatimah berpikir akan mendapatkan harta warisan, sehingga dia datang pada Abu Bakar dan meminta harta warisan Rasulullah. Abu Bakar memberitahukan padanya bahwa dia mendengar Nabi SAW bersabda, "Kami tidak meninggalkan warisan, tidak pula meninggalkan harta."

Fatimah merasa kesal pada Abu Bakar kemudian berdiam diri di rumahnya. Ketika ia jatuh sakit, Abu Bakar datang minta izin untuk menjenguknya. Ali pun menemui istrinya dan berkata, "Wahai Fatimah, ini Abu Bakar datang meminta izin untuk bisa menjengukmu."

"Apakah kau senang bila aku memberinya izin?" tanya Fatimah.

"Tentu, aku senang," jawab Ali.

Kemudian Fatimah memberikan izin pada Abu Bakar untuk menjenguknya. Abu Bakar berkata, "Demi Allah, aku tidak meninggalkan rumah, harta, keluarga dan kerabat kecuali mencari keridhaan Allah, Rasul-Nya, dan keridhaan kalian, Ahlul Bait."

Fatimah Az-Zahra wafat sekitar 15 bulan setelah wafatnya Rasulullah SAW. Ia telah meriwayatkan 18 hadits dari Nabi SAW. Di dalam "Shahihain" diriwayatkan satu hadits darinya yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim dalam riwayat Aisyah. Hadits dari Fatimah juga diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Majah dan Abu Dawud. 

Ibnul Jauzi berkata, "Kami tidak mengetahui seorang pun di antara putri-putri Rasulullah SAW yang lebih banyak meriwayatkan darinya selain Fatimah."

Download

Read More

Download Buku Wanita Mulia di Sisi Rasulullah [Khadijah Cinta Sejati Rasulullah]

April 13, 2021

 

,Download Kitab | Khadijah dilahirkan pada tahun 68 sebelum Hijriyah, di sebuah keluarga yang mulia dan terhormat. Dia tumbuh dalam suasana yang dipenuhi dengan perilaku terpuji. Ulet, cerdas dan penyayang merupakan karakter khusus kepribadiannya. Sehingga masyarakat di zaman Jahiliyah menjulukinya sebagai At-Thahirah (seorang wanita yang suci).

Selain itu, Khadijah juga berprofesi sebagai pedagang yang mempunyai modal sehingga bisa mengupah orang untuk menjalankan usahanya. Kemudian Khadijah akan membagi keuntungan dari perolehan usaha tersebut. Rombongan dagang miliknya juga seperti umumnya rombongan dagang kaum Quraisy lainnya.

Lalu, suatu saat dia mendengar tentang Rasulullah SAW, sesuatu yang menarik perhatian Khadijah tentang kejujuran, amanah, dan kemuliaan akhlak beliau.

Kemudian Khadijah memberikan pekerjaan kepada Rasulullah agar menjalankan barang dagangannya ke negeri Syam dengan ditemani anak bernama Maisarah. Beliau diberi modal yang cukup besar dibandingkan lainnya. Rasulullah menerima pekerjaan tersebut dan disertai Maisarah menuju kota Syam.

Sesampainya di negeri tersebut beliau mulai menjual barang dagangannya, dan kemudian hasil dari penjualan tersebut beliau belikan barang lagi untuk dijual di Makkah. Setelah misi dagangnya selesai, beliau bergabung dengan kafilah kembali ke Makkah bersama Maisarah. Keuntungan yang didapatkan Rasulullah sungguh berlipat ganda, sehingga Khadijah menambahkan bonus untuk beliau dari hasil penjualan tersebut.

Sesampainya di Makkah, Maisarah menceritakan perilaku baik Rasulullah yang dilihatnya dengan mata kepala sendiri. Khadijah merasa tertarik dengan cerita tersebut dan segera mengutus Maisarah untuk datang pada Rasulullah. Dan menyampaikan pesannya untuk beliau.

“Wahai anak pamanku, aku senang kepadamu karena kekerabatan, kekuasaan terhadap kaummu, amanahmu, kepribadianmu yang baik, dan kejujuran perkataanmu.” Kemudian Khadijah menawarkan dirinya kepada Rasulullah.

[Republika.co.id]

Download

Read More

Download Buku Wanita Mulia di Sisi Rasulullah [Aisyah Kekasih yang Terindah]

April 13, 2021

 

Download Kitab | Ummul Mukminin Aisyah ra.adalah wanita mulia yang berparas cantik dan berkulit putih. Dalam beberapa riwayat, ia sering dipanggil "Humaira" (yang merah merona). Aisyah adalah istri Rasulullah Saw. yang paling muda usianya.

Selain cantik, Aisyah juga dikenal sebagai wanita cerdas yang telah dipersiapkan oleh Allah Swt. untuk menjadi pendamping Rasulullah Saw. dalam mengemban amanah risalah, menjadi penyejuk mata dan pelipur lara bagi Rasulullah Saw. Suatu hari Jibril as. memperlihatkan (kepada Rasulullah Saw.) gambar Aisyah pada secarik kain sutra berwarna hijau sembari mengatakan, "Ia adalah calon istrimu kelak, di dunia dan di akhirat."

Aisyah memiliki kedudukan istimewa di sisi Rasulullah Saw. Bahkan, Aisyah dikenal sebagai seorang perempuan yang memiliki kedalaman ilmu sangat luar biasa. Ia menguasai berbagai cabang ilmu, di antaranya ilmu fikih, kesehatan, dan syair Arab. Ada 1.210 hadis yang diriwayatkan darinya dan telah disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim.

Penulis buku ini menggambarkan tentang sosok Aisyah, kedudukannya di sisi Rasulullah Saw., keutamaannya, serta bagaimana para sahabat menjadikannya sebagai rujukan untuk mengetahui hadis-hadis Rasulullah Saw.

[Sumber]

Download

Read More

Download Buku Wanita Mulia di Sisi Rasulullah [Aminah Permata Padang Pasir]

April 13, 2021

Download Kitab |  Aminah binti Wahab, ibunda Nabi Muhammad SAW atau Rasulullah SAW, merupakan keturunan Quraisy yang dikenal dengan sikapnya yang sederhana. Ia lahir di sebuah rumah kuno Bani Zuhrah dan tumbuh dewasa di dekat Kakbah. 

Masa kecilnya tidak berbeda dengan anak-anak pada umumnya, Aminah kecil kerap berdiri di dekat Kakbah untuk menyaksikan orang-orang yang sedang bertawaf atau sekadar melepas dahaga dengan meminum air zamzam bersama teman-temannya. 

Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad menikahkan putranya Abdullah dengan Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Ayah Aminah merupakan sesepuh dan juga konglomerat Bani Zuhroh yang mempunyai nasab dan kedudukan tinggi. 

Tidak lama setelah pernikahan tersebut di kota Mekkah, Abdul Muthalib mengutus Abdullah pergi ke Syam untuk berperang. Pada zaman jahiliyah peperangan semacam ini sangat wajar dan seringkali terjadi untuk menyelesaikan suatu permasalahan. 

Ketika Abdullah melakukan perjalanan pulang dari Syam menuju kota Mekkah, ia singgah ke Madinah (saat itu masih bernama Yatsrib) untuk memetik hasil panen kurmanya. Abdullah mengalami sakit parah ketika di Madinah hingga meninggal dan dimakamkan di sana.

[Tagar.id]

Download

Read More